Senin, 13 Mei 2013
sejarah kampung kemasan
SEJARAH KAMPOENG KEMASAN
Tahun 1853 ditepi sungai kecil yang menghubungkan desa Telogo
Dendo melewati perkampungan-perkampungan penduduk dan berakhir di lautan bebas di kota Gresik yang gersang dan
tandus, berdiri sebuah rumah yang dibangun oleh seorang turunan Cina yang
bernama Bak Liong yang mempunyai keterampilan membuat kerajinan dari emas. Keterampilannya
ini menjadikan dia terkenal dan banyak penduduk yang datang untuk membuat atau memperbaiki
perhiasannya. Sejak itu kawasan yang ditempati ini dinamakan Kampung Kemasan
(tukang emas).
Pada tahun 1855, H. Oemar bin Ahmad yang dikenal sebagai
pedagang Kulit mendirikan sebuah rumah di kawasan ini. Disamping pedagang kulit
beliapun berusaha dalam penangkaran burung Walet, sehingga enam tahun kemudian
tepatnya tahun 1861 setelah usaha kulitnya semakin maju, beliapun mendirikan
dua buah rumah lagi yang terletak disebelah
kiri rumahnya yang pertama.
Tahun 1896, ketika kesehatan dan kekuatan H.Oemar mulai
menurun, beliapun menginginkan anak-anaknya untuk meneruskan usaha perkulitan
ini. Ketujuh anaknya tersebut yaitu
: 1. Pak Asnar 2. Marhabu 3. Abdullah 4. H. Djaelan 5. H. Djaenoeddin
6. H. Moechsin 7. H. Abdoel Gaffar
Diantara ketujuh anak H.Oemar yang tertarik untuk melanjutkan
usaha perkulitan, ialah Pak Asnar, H. Djaelan, H. Djaenoeddin, H. Moechsin dan
H. Abdoel Gaffar.
Kelima anaknya tersebut setelah dua tahun melanjutkan usaha
bapaknya, kemudian mendirikan Pabrik Penyamakan Kulit yang berlokasi di desa
Kebungson Gresik. Dan sejak pabrik ini berdiri maka usaha ini tidak hanya
berhubungan dengan pengusaha kulit di Gresik dan sekitarnya, seperti Surabaya,
Sidoarjo, Lamongan tetapi sudah berhubungan dengan 22 Kabupaten di Pulau Jawa.
Diantaranya Batavia, Semarang, Solo, Panarukan dan lain-lainnya. Adanya pabrik
penyamakan kulit ini boleh dikatakan telah memberikan koantribusi bagi
perkembangan Gresik sebagai kota dagang. Bahkan manakala sistem kolonial tidak
memberikan tempat bagi kemunculan kelas pengusaha lemah pribumi, pengusaha
menengah pribumi Gresik mampu bertahan menghadapi tekanan ini. Mereka bisa
bersaing dengan kelas pedagang perantara yang sebagian besar dari komunitas
Cina dan Arab. Pada awal abad ke-20 Gresik sudah mampu melahirkan
pengusaha-pengusaha kelas menengah yang berhasil.
Dari hasil pabrik Penyamakan kulit dan ditambah dari hasil penjualan liur walet,
keluarga turunan H. Oemar bin Ahmad ini berhasil
mendirikan sederetan rumah di Kampung Kemasan yang saling berhadapan.
Arsitektur rumah tinggal di kampung kemasan mendapat pengaruh
dari kebudayaan-kebudayaan asing yang terlihat baik dari bentuk, ruang, elemen,
ornamen maupun makna simbolik yang berada didalamnya. Adanya ciri khas
perpaduan budaya pada bangunan di kampung Kemasan ini merupakan suatu warisan
bangsa yang harus dilestarikan di tengah era globalisasi ini, dimana terdapat
banyak bangunan lain yang telah kehilangan identitas serta sejarah yang
dimilikinya karena gencarnya renovasi dan modernisasi.
Kebudayaan yang
dominan dalam proses alkuturasi ini adalah kebudayaan kolonial Belanda,
sedangkan pengaruh kesukuan yang labih minornya adalah kebudayaan Cina.
Ciri arsitektur kolonial Belanda, atau secara khusus yaitu
arsitektur Indische Empire Style yang terlihat di rumah-rumah tinggal di
Kampung Kemasan dapat dilihat dari aspek fisiknya (bentuk, ruang, konstruksi,
elemen, ornamen), sedangkan ciri arsitektur Cina yang terlihat pada rumah-rumah
tinggal di kampung Kemasan ini dapat dilihat aspek fisik (ruang dan elemen) dan
aspek non fisiknya (makna simbolik).
Arsitektur Indische
Empire Style atau arsitektur Indis adalah gaya srsitektur yang berkembang
pada abad ke-19 di Hindia Belanda. Gaya arsitektur tersebut dipopulerkan oleh Gubernur Jendral
H.W. Daendels (1808-1811). Arsitektur Indis memiliki ciri khas yang bisa
dikenali, antara lain denahnya yang simetri penuh. Konstruksi dinding
arsitektur ini menggunakan batu bata yang tebal, biasanya satu setengah batu
atau 33 cm. Sebagai penyikapan terhadap iklim tropis, bangunan arsitektur Indis
memiliki langit-langit yang tinggi yang ditujukan agar penghawaannya baik.
Material penutup lantainya terbuat dari marmer.
Ciri lain yang terdapat pada arsitektur Indis adalah
keberadaan beranda depan dan beranda belakang. Beranda-beranda tersebut terbuka
tanpa dinding, dan biasanya sangat luas . Beranda belakang dan depan yang luas
dari arsitektur Indische Empire tersebut merupakan penyesuaian dengan iklim
tropis lembab, yang menyukai adanya ventilasi silang yang baik. Diujung dari
beranda tersebut terdapat barisan kolom Yunani berfungsi sebagai pendukung atap
yang menjulang keatas> Tipe-tipe kolom Yunani yang digunakan sebagai barisan
kolom teras tersebut antara lain Greek
dan Roman Doric, Ionic, Corinthian, Composite dan Tuscan.
Ditengah massa utama pada arsitektur Indis terdapat Central Room yang luas dan berhubungan
langsung dengan beranda depan beranda belakang. Central Room ini disebut juga sebagai ruang utama. Disamping kiri
dan kanan Central Room terdapat ruang-ruang tidur. Kadang-kadang Central Room tersebut berhubungan juga gallery samping, dapur, kamar mandi atau
wc dan fasilitas servis lainnya seperti gudang dan sebagainya merupakan bagian
tersendiri di belakang, yang dihubungkan dengan gallery.
Ciri arsitektur Indis yang lain yang dapat dikenali adalah
elemen bukaannya. Tipe pintu dan jendela yang digunakan pada arsitektur ini
adalah pintu rangkap dengan material kayu jati dan ornamen kaca seperti kaca
es, kaca patri dan kaca transparan. Pintu rangkap ini digunakan untuk memenuhi
kebutuhan penghawaan alami sekaligus privasi.
Ciri arsitektur Cina yang telihat pada rumah-rumah di Kampung
Kemasan ini dapat aspek fisik (ruang dan elemen) dan aspek nonfisiknya (makna
simbolik). Aspek fisik yang merupakan ciri arsitektur Cina yang terdapat pada
bangunan di kampung ini adalah penggunaan sumbu axis dan penggunaan elemen
penutup lantai dengan pola ornamentasi octagons and squares. Selain itu,
terdapat makna simbolik pada penggunaan warna merah dimana warna tersebut
melambangkan kemakmuran, keberuntungan, kebajikan dan kebenaran.
Warna memberikan lambang yang berbeda-beda dan pada umumnya
digunakan pada elemen tertentu untuk sebuah bangunan.
1.
Warna
kuning adalah warna dari kayu, jagung dan rumput yang merupakan lambang dari
bumi milik kaisar sehingga menunjukkan kekuatan, kemuliaan, keagungan. Warna
kuning dibatasi hanya untuk atap kekaisaran.
2.
Warna
merah digunakan pada dinding rumah, dekorasi interior dan pilar-pilar rumah.
Warna merah merupakan warna dari api dan darah yang dihubungkan dengan
kemakmuran, keberuntungan, kebajikan dan kebenaran. Prinsip yang dari matahari,
kebahagiaan, dan selatan sering dihubungkan dengan warna merah.
3. Warna hijau merupakan warna dari
dinasti Ming, dan berhubungan dengan elemen air yang mematikan api. Air dan api
tersebut merupakan konsep utama dalam arsitektur Cina. Warna hijau muncul pada
dekorasi-dekorasi, balok, dan bracket. Ubin
berwarna jamrud yang mengkilap yang mengikuti susunan pola bambu sering
ditemukan dilubang dinding.
Boleh dikatakan bangunannya memiliki keunikan arsitektur yang
pada periodisasi tertentu menjadi 0ioikon kemajuan kota Gresik. Gaya arsitektur
yang beragam yaitu kolonial, Cina, memiliki usia rata-rata 115 tahun. Bangunan
yang paling menonjol di Kawasan Peranakan ini adalah rumah tinggal Gajah
Mungkur yang pemiliknya adalah H. Djaelan
putra ke-empat dari H. Oemar bin Ahmad.
Dari 23 buah bangunan di Kampung Kemasan sampai saat ini yang masih bisa dikategorikan sebagai
bangunan cagar budaya tinggal 16 bangunan (rumah).
Geografi Kabupaten Gresik
Kabupaten Gresik mempunyai posisi yang strategis berada
antara 1’ LS – 8’ LS dan 112’ BT – 133’ BT. Sebagian besar wilayahnya merupakan
dataran rendah dengan ketinggian antara 0 – 12 meter diatas permukaan laut
kecuali sebagian kecil dibagian utara (Kecamatan Panceng) mempunyai ketinggian
antara sampai 25 meter di atas permukaan laut.
Batas Wilayah Kabupaten Gresik
·
Sebelah
utara : Laut Jawa
·
Sebelah
Timur : Selat Madura dan Kota Surabaya
·
Sebelah
Selatan : Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Mojokerto
·
Sebrlah
Barat : Kabupaten Lamongan
DATA KAMPUNG KEMASAN
Nama : Kampung Kemasan
Panjang Jalan : +/- 200 m
Jumlah Bangunan : 21 bangunan
Waktu didirikan : th 1855- 1902
Fungsi saat ini : rumah tinggal dan
Tempat Budi daya walet
POSISI KAMPUNG KEMASAN
·
Utara
: Pemukiman penduduk
·
Selatan
: Pemukiman penduduk
·
Timur
: jl Nyai Ageng Arem-Arem
·
Batat
: Jl. K.H. Fakih Usman Gg IV
085931149472 segala waktu
0313973282 – rumah
Langganan:
Postingan (Atom)